Kabar UBB
Universitas Bangka Belitung
Kabar UBB
Universitas Bangka Belitung
10 Oktober 2023 | 10:15:30 WIB
POCAT, Hasil Produk PKM-K Mahasiswa UBB Sebagai Nutrisi Tanaman
PKM-K, UBB-- Tim Program Kreativitas Mahasiswa- Kewirausahaan (PKM-K ) Universitas Bangka Belitung (UBB) yang diketuai oleh Nurul Janah Saputri dari jurusan Kimia dengan sebagai anggota Herlina Agustin, Dian Palupi, Ivan Valesco, dan Ardina Pratiwi, serta didampingi Verry Andre Fabiani, S.Si, M.Si. berhasil ciptakan produk POCAT.
POCAT merupakan singkatan dari pupuk organik cair dan padat. Produk ini terbuat dari cangkang telur dan ampas tebu sebagai bahan utamanya. Kemudian diolah dan difermentasikan sehingga menjadi pupuk.
Verry menyebutkan, kandungan kalsium pada cangkang telur yang cukup besar dapat dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi bagi tanaman. Kalsium merupakan suatu zat yang berperan penting dalam pembentukan struktur tubuh, tulang, dan gigi pada manusia dan hewan serta dinding sel pada tanaman.
“Kandungan nutrisi pada ampas tebu sangat baik bagi tanaman. Adapun kandungan dari pupuk organik ampas tebu yaitu karbohidrat, karbon, protein, kalsium, fosfor, zat besi, dan natrium,” ungkapnya.
Sementara itu, ketua kelompok Nurul menyampaikan, produk POCAT ini hadir dalam bentuk cair dan padat. Keunggulan dari produk ini yaitu terbuat dari 99% bahan organik, mampu merangsang pertumbuhan daun dan memperkuat akar, melipatgandakan hasil panen, mampu menangkal hama tanaman.
“Penggunaan pupuk organik secara teratur dan tepat dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi produktivitas pertanian, keberlanjutan lingkungan, dan kesehatan manusia,” ujarnya.
Sedangkan untuk harganya sendiri di bandrol dengan harga Rp40.000 untuk ukuran 1000 ml dan dengan harga yang sama untuk ukuran 1000 gr. (Tim PKM-K)
Artikel telah terbit di Antarababel edisi 6 oktober 2023
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi